Ketika harta, wanita dan popularitas sudah dilampaui, manusia-manusia Barat (mordern) punya fantasi dan impian baru agar hidup damai di planet atau pulau-pulau terpencil, yang dianggapnya sebagai solusi yang bisa menyelesaikan persoalan hidupnya yang serba sumpek dan merisaukan itu.
Hal itu jelas tergambar pada ribuan karya dan kreasi mereka dalam bentuk sastra, musik, film maupun rumus-rumus matematika, yang seakan memberi jawaban pencerahan atas persoalan mereka, di mana dunia industri dan iptek yang semula dianggap bisa mempercantik dunia dan memperindah kehidupan, ternyata belum bisa memberi solusi yang memuaskan batin mereka. Lantas apa solusinya, di manakah pencerahan itu dapat ditemukan? Sungguh tak ada jawaban yang memuaskan kita sampai kapanpun; tak ada planet atau pulau terpencil yang dapat menentramkan kita; tak ada iptek secanggih apapun yang dapat membahagiakan kita; tak ada pintu-pintu terbuka untuk kita semua selain pintu introspeksi-diri (tobat) dan kembali ke jalan Tuhan. Karena tanpa ada kemauan untuk mendahulukan Tuhan (iman), hidup manusia hanya akan menjadi bulan-bulanan tak keruan, yang membuatnya terperosok dari satu jebakan ke jebakan lain; dari satu ketergantungan ke ketergantungan lain; dalam lingkaran mata-rantai pilihan demi pilihan yang tak pernah menemukan prioritas dan prosentasinya secara benar. Tetapi bila kita mau berpikir dengan "akal iman", melihat dengan "mata iman", dan mendengar dengan "telinga iman", maka kita akan mengukur dan membaca hidup ini secara jujur dan realistis, bahwa memang bangsa kita ini sedang bermasalah: bahwa pilihan menjadi penguasa diktator di masalalu telah membawa banyak masalah; bahwa menganut ekonomi kapitalisme (dengan riba yang tak terkendali) telah membawa banyak masalah; bahwa pilihan menjadi masyarakat liberal-modern telah membawa masalah; bahwa membangun dunia industri dengan segala ipteknya (yang tak terkontrol) telah membawa masalah. Lantas mau ke mana kita melarikan diri dari segala masalah itu, ketika sumbernya justru berasal dari diri kita sendiri, dari pilihan-pilhan kita sendiri, dari kesombongan dan keserakahan kita sendiri, dari dendam dan kebencian kita sendiri? Nah, di sinilah Islam menyampaikan puncak jawaban atas segala persoalan hidup manusia, bahwa Islam bukan hanya mengajarkan kita agar terhindar dari dosa dan kesalahan, tapi sekaligus menuntun dan mengarahkan kita agar bertobat dan bangkit dari dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat... mohon maaf dan selamat berpuasa, semoga kita dapat meraih ketakwaan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar