Empat puluh wirausahawan berbasis lingkungan, yang merupakan pemenang kompetisi E-Idea dari tujuh negara se-Asia Pasifik, akan bertemu perwakilan pemerintah, LSM, akademisi, dan sektor swasta pada Konferensi E-Idea di Jakarta. Ini adalah kali pertama Regional Conference E-Idea diadakan di Indonesia. Konferensi yang diadakan sejak 2 hingga 6 Oktober 2011 ini akan meluncurkan "Jejaring E-Idea" yang akan mempromosikan solusi kewirausahawan inovatif untuk menjawab masalah-masalah lingkungan yang dihadapi bersama.
"Melalui Jejaring E-Idea, para pemenang akan bisa mendapatkan akses ke 60.000 mitra jaringan bisnis global LRQA untuk memperoleh keahlian dalam bidang kepemimpinan, bisnis, manajemen, teknis, penggalangan dana, dan pemasaran," ujar Simon Batters, Direktur Proyek LRQA untuk E-Idea dalam jumpa pers di Rumah Jambuluwuk Ciawi, Senin (3/10/2011).
Simon menambahkan,selain memberi hadiah uang tunai, LRQA dan British Council akan terus mendampingi para pemenang E-Idea untuk bisa melakukan penelitian dan pengembangan produk. Selain itu, E-Idea juga akan terus melakukan publikasi inovasi-inovasi para pemenang melalui website dan jejaring sosial.
"Website dan jejaring sosial diharapkan dapat menstimulasi masyarakat bahwa ada perwakilan dari negara-negara di Asia Pasifik yang peduli terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan. Profil dan inovasi mereka bisa menjadi awareness bagi yang lain, menginspirasi, dan mendorong kesadaran untuk bergerak bersama-sama," ujar Huw Oliphant, Regional Project Manager E-Idea yang merupakan Head of Science and Environment British Council.
Para peserta E-Idea terdiri atas dua kategori, yakni Start-up dan Step-Up. Kategori start-up merupakan kategori individu maupun kelompok yang baru memulai penelitiannya, bahkan ada yang belum memiliki perusahaan sama sekali. Sedangkan kategori step-up adalah perusahaan yang sudah berjalan dan telah mengembangkan inovasi yang diikutsertakan dalam E-Idea. Perusahaan step-up biasanya mengikuti E-Idea untuk mencari partner dan investor dalam memperluas ekspansi perusahaan.
Dari Indonesia, Arif Nugroho memenangkan penghargaan tingkat step-up untuk usahanya mengubah limbah sabuk kelapa. Sabuk kelapa digunakan untuk mencegah erosi dan medium revegetasi wilayah reklamasi di lokasi pertambangan. Perusahaan yang dibangunnya telah menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi limbah dan memitigasi kerusakan ekologi akibat ekstraksi sumber daya alam.
Sedangkan untuk kategori star-up, pemenang dari Indonesia adalah Aria Widyanto. Direktur Penyelia kelompok usaha Tinamitra Mandiri ini menyediakan layanan pembiayaan mikro kepada pengemudi angkot di Cirebon, Jawa Barat. Provinsi ini termasuk yang paling banyak mengkonsumsi bensin dan konsumen terbesar adalah angkot. Usaha Aria mengkonversi bensin ke bahan bakar gas diharapkan dapat mengurangi emisi hingga 90 persen, menghemat subsidi bahan bakar sebesar Rp 9,3 triliun hingga 2014, dan meningkatkan pendapatan supir angkot.
"Saya bertujuan menjadikan proyek ini proyek nasional, yakni proyek yang dapat mengkonversi bahan bakar 10.000 kendaraan dan emisi 78.000 ton CO2 pada 2014. Tim saya ingin menjadi pionir bagi proyek pengembangan masyarakat berkesinambungan yang secara bersamaan dapat menjawab isu-isu energi, ekonomi, dan lingkungan," ujar Aria.
Selama konferensi di Jakarta, seluruh E-Idealist yang berjumlah 40 orang tersebut telah menghadiri bincang-bincang TEDx di Universitas Indonesia. Selanjutnya mereka akan mendapatkan pelatihan profesional dari organisasi seperti Social Enterprise Europe dan ProVisi, serta akan bersama-sama mengkaji kesempatan dan tantangan mengenai ekonomi rendah karbon.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar