Buzz mampu memahami dengan jernih apa arti kehidupan dan keberadaan Tuhan yang selama ini ia cari.
Resensiku
Memang pantas bahwa buku ini telah diterjemahkan dalam 13 bahasa. Isinya benar-benar dalam dan menyentuh. Penberthy dengan jeniusnya mampu ‘menterjemahkan’ kehidupan dan keinginan seorang individu manusia ke dalam kehidupan seekor lebah dan koloninya, membuat kita merasa mereka tidak ada bedanya dengan kita. Apalagi ditambah dengan ilustrasi menawan dari Laurie Barrows yang mampu menambah pendalaman tentang isi buku.Banyak kalimat-kalimat filosofis yang saya rasa dapat membuat siapa saja yang membacanya meluangkan waktu sejenak untuk merenung dan memahami artinya.
Adalah sempurna untuk berpikir bahwa kehidupan itu tidak sempurna.
Pikiran adalah pelayan yang hebat, tapi merupakan majikan yang payah.
Kebahagiaan tidak dapat dikejar, melainkan harus mengikuti.
Kehidupan adalah sebuah perjalanan dari aku menjadi kita.Pada awalnya, saya mengira buku ini adalah tentang orang ‘kaya’ yang sudah bosan menumpuk kekayaan dan berharap mencari kedamaian spiritual. Ternyata saya salah. Buku ini justru mengenai orang ‘biasa’ yang jenuh bekerja siang malam untuk mencari nafkah dan menjalani hidupnya, yang kemudian mencoba mencari jawaban dengan melakukan pemikiran dan perjalanan spiritual. Dan pada akhirnya, perlu disadari bahwa keadaan kita saat ini dan apa yang kita lakukan saat ini, seberapa pun membosankannya, adalah sebuah karunia besar dari Tuhan yang patut kita syukuri.
Info resmi mengenai buku To Bee or Not To Bee dapat dibaca di http://www.tobeebook.com/.
0 comment:
Posting Komentar